Mangunjiwanadalah kelurahan di kecamatan Demak, Demak, Jawa Tengah, Indonesia.. Asal nama. Terdapat 2 versi mengenai arti nama Mangunjiwan: Berasal dari kata "mangun jiwan" yang berarti "tempat membangun jiwa", merujuk dari fungsi sebuah pesantren yang berdiri di akhir abad ke-15 sebagai tempat pembangun jiwa.; Berasal dari nama pengikut Raden Patah yang tinggal dan dimakamkan di desa ini. desadondong bersal dari kata "kedondong",dua kata ini diperoleh dari tiga prajurit mataram yanag melarikan diri dari peperangan yaitu mbah suro wijoyo sampurno,mbah sumo,dan mbah jenggot.beliau-beliau ini menemukan desa dondong ini masih berbentuk hutan roimba yang dimana masih terkenal dengan keasriannya.beliau-beliau ini menganggap tempat Awuawu, Ngombol, Purworejo. Awuawu adalah desa di kecamatan Ngombol, Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia . Nama Awuawu berasal dari Pangeran Awu-awu Langit, suami Nyi Bagelen, tokoh yang dipercaya menurunkan penduduk Bagelen sekarang. Artikel bertopik kelurahan atau desa di Indonesia ini adalah sebuah rintisan. KepalaDesa Harapan Jaya Susalit Cokro Aminoto saat peluncuran Bukit Lantana, Sabtu (10/4/2021) Asal-Usul Nama Bukit Lantana. Nama Lantana diambil dari banyaknya pohon jenis Lantana yang tumbuh di bukit dengan ketinggian 900 mdpl ini. "Lantana itu adalah ikon Desa Harapan Jaya. Di di situ (Bukit Lantana) banyak tumbuh Pohon Lantana. Gedongtataan Jum'at, 28/06/2019 bertempat di sekretariat Pendamping Profesional Program Pemberdayaan dan PembangunanMasyarakat Desa (PP-P3MD) digelar kegiatan In Service Training (IST) bagi Pendamping Desa Teknik Infrastruktur Desa (PDTI) se Kabupaten Pesawaran. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Tenaga Ahli Madya Infrastruktur Desa (TAM-ID LahirnyaUUK: Tanah Negara Jadi Milik Raja. Bertahun-tahun DesaDermojayan Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar Jawa Timur Indonesia. 1. Asal - usul / legenda desa. Dari berbagai sumber terpercaya dapat ditelusuri dan digali asal- usul desa Dermojayan , yang cukup bervariatif akan tetapi dapat ditarik benang merah yang dapat diyakini sebagai asal muasal terjadinya desa Dermojayan , diantaranya dari cerita dari sesepuh desa yang sampai saat ini menjadi PolresMadiun - Kapolres Madiun AKBP Anton Prasetyo melalui Kapolsek Kebonsari AKP SUGIANTO bersama Bhabinkamtibmas Desa Kedondong AIPDA JUJUK EVENDI Binluh Dan Bansos Terhadap Pelajar Asal Papua Yang Tinggal Di Wilayah Desa Kedondong Kec. AsalUsul Raja Negeri Jambi Jambi adalah salah satu nama provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Sumatera. Provinsi yang beribukota Jambi ini merupakan bekas wilayah Kesultanan Islam Melayu Jambi (1500-1901 M). Konon, jauh sebelum adanya wilayah kesultanan ini, di negeri Jambi telah berdiri lima buah desa, namun belum memiliki seorang. AsalUsul Nama Karangmanyar. Asal Usul Nama Desa Rabak. Dalam membabad alas para pemuda tersebut menjumpai banyak beberapa sungai-sungai kecil, dan dataran yang tinggi seperti bukit atau gunung, sehingga ada dukuh atau grumbul yang dinamakan dengan Dukuh Gunung. Para pemuda tersebut membabad alas ke arah Utara sampai menjumpai sungai besar yang iuzcJ. Desa Kedungbenda Berasal dari kata Kedung atau tempat dan benda atau harta. Daerah yang banyak harta peninggalan jaman megalitikum, dibuktikan dengan ditemukanya Lingga Yoni yang melambangkan laki-laki dan perempuan. Konon ceritanya apabila terjadi musim kemarau yang panjang sampai 1 tahun lebih sehingga tempuran congot sungai klawing dan serayu mengering pernah ditemukan emas oleh beberapa penambang pasir dan sampai sekarangpun masih dipercaya terdapat peninggalan berupa emas yang terdapat di congot tersebut. Dan dapat dikatakan wilayah tersebut banyak meninggalkan harta karun. berdasar website resmi pemerintah desa kedung benda diperoleh juga beberapa informasi tentang desa Kedungbenda antaralain Desa Kedungbenda dibagi menjadi lima wilayah Kepala Dusun Kadus dan beberapa grumbul. Nama-nama grumbul yang cukup terkenal adalah sebagai berikut – Grumbul Sokasada – Grumbul Larangan Lokasi Panembahan Drona masuk wilayah ini – Grumbul Candukmarga – Grumbul Congot – Grumbul Kedungbenda – Grumbul Beji – Grumbul Kebanggan Termasuk Blok Jongkeng – Grumbul Jero Tengah Lokasi Balai Desa di grumbul ini; Sibata – Grumbul Karangsari Termasuk Blok Menusan dan Blok Krobokan – Grumbul Lorog – Grumbul Degul – Grumbul Karag – Grumbul Tambangan Kalianja – Grumbul Kedungjati Termasuk Blok Jatirokeh – Grumbul Sempor Kidul Keseluruhan wilayah desa merupakan lahan tadah hujan. Sumber mata air alam hanya berada di Belik Endut yang masuk wilayah Grumbul Lorog. Sumber mata air alam ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitarnya. Sedangkan mata air Pereng-Kedungjati yang sekarang dipergunakan sebagai sumber air Pamdes Pamsimas, merupakan mata air munculan sebagai akibat dari ledakan dinamit saat dilakukan ekplorasi jalur pencarian sumber minyak oleh Pertamina. Lahan yang masih dapat dipergunakan sebagai sawah tadah hujan berada di Grumbul Larangan Lor, Candukmarga Lor, Beji Lor, Blok Jongkeng sampai Tambangan, Lorog dan Degul. Lahan lainnya merupakan tanah Derik dan Pekarangan. Grumbul Kedungbenda, sebagian Degul, Karag, dan Congot merupakan tanah lempung. Hampir semua pelosok desa transportasinya sudah terbuka dan dapat dikunjungi karena telah dibangun jalan desa sebagai penghubung. Jalan Kabupaten berada di sebelah utara menghubungkan Sokasada perbatasan Bokol sampai Tambangan Kalianja sebagai jalan utama. Transportasi umum belum tersedia. Aliran listrik dan Pamdes telah tersedia. Jakarta - Masyarakat Bangkalan, Jawa Timur digegerkan dengan peristiwa seorang pria berlumuran darah yang diduga korban penganiayaan senjata tajam. Ia terlihat masih hidup namun hanya bisa mengedipkan mata dan tak mampu berbicara."Carok, carok, daerah Laok. Carok daerah Laok," ujar perekam dalam video itu terjadi di Desa Tanah Merah Laok Bangkalan. Ternyata, pria itu adalah 1 dari 7 korban luka akibat carok yang salah satu korbannya tewas. "Dari penganiayaan itu ada satu korban meninggal dunia," ujar Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya ketika dikonfirmasi mengenai peristiwa itu, Minggu 4/6/2023.Lalu, apa itu carok? Bagaimana asal-usul carok yang disebut berasal dari Madura? Simak penjelasannya berikut dari situs Universitas Gajah Mada, carok adalah ritual pemulihan harga diri ketika diinjak-injak oleh orang lain, yang berhubungan dengan harta, tahta dan wanita. Carok dianggap sebagai satu-satunya cara oleh masyarakat Madura sebagai cara untuk mempertahankan harga diri dan yang melakukan carok menggunakan senjata celurit untuk menyerang lawannya. Meski demikian hal ini tidak berlaku bagi masyarakat lain di luar Madura. Masyarakat di luar Madura mungkin akan menganggap bahwa carok merupakan sebuah tindakan pembunuhan yang keji dan melanggar hukum yang berlaku di celurit yang biasa dipakai pelaku carok Foto Dok. Polres LumajangMengapa Orang Madura Melakukan Carok?Biasanya, kasus carok diawali oleh konflik, meskipun konflik tersebut dilatar belakangi oleh permasalahan berbeda kasus masalah perempuan, tuduhan mencuri, perebutan warisan, pembalasan dendam yang mengakibatkan perasaan pelecehan harga diri martabat. Untuk memulihkan harga diri yang dilecehkan, mereka melakukan carok, yang ternyata selalu mendapat dukungan dari lingkungan pelaku carok yang berhasil membunuh musuhnya menunjukkan perasaan lega, puas, dan bangga. Meski demikian, aparat seperti polisi, jaksa, dan hakim menganggap carok termasuk dalam kategori perbuatan kriminal dan pelakunya dapat diberi hukuman sesuai ketentuan yang Tradisi CarokDilansir situs Kemdikbud, pelaku carok menggunakan celurit sebagai senjata perlawanannya. Celurit atau clurit bukan sekadar senjata tradisional khas dari Madura, namun tak dapat dipisahkan dari budaya dan tradisi masyarakat dianggap sebagai simbol kejantanan laki-laki. Menurut Budayawan D. Zawawi Imron, senjata celurit memiliki filosofi dari bentuknya yang mirip tanda tanya, bisa dimaknai sebagai satu bentuk kepribadian masyarakat Madura yang selalu ingin dan celurit bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Hal ini muncul di kalangan orang-orang Madura sejak zaman penjajahan Belanda abad 18 M. Carok merupakan simbol kesatria dalam memperjuangkan harga diri kehormatan.Pada zaman Cakraningrat, Joko Tole dan Panembahan Semolo di Madura, tidak mengenal carok. Budaya yang ada waktu itu adalah membunuh orang secara kesatria dengan menggunakan pedang atau celurit mulai muncul pada zaman legenda Sakerah, mandor tebu dari Pasuruan. Ia melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda menggunakan celurit yang biasanya hanya digunakan sebagai alat pertanian. Celurit bagi Sakerah merupakan simbol perlawanan rakyat lelaki asal Bangkalan itu dihukum mati, warga Pasuruan yang mayoritas berasal dari suku Madura marah dan mulai berani melakukan perlawanan pada penjajah dengan senjata andalan berupa celurit. Sehingga, celurit mulai beralih fungsi menjadi simbol perlawanan, simbol harga diri serta strata apa hubungan celurit dengan carok? Carok dalam bahasa Kawi kuno artinya perkelahian. Biasanya, carok melibatkan dua orang atau dua keluarga besar, bahkan antar penduduk sebuah desa di Bangkalan, Sampang, dan karena itu, celurit dipakai sebagai senjata dalam carok. Celurit yang dianggap sebagai simbol perlawanan digunakan oleh para pelaku carok dalam mempertahankan harga juga Video Kuda Menari di Festival Jaran Serek 2023[GambasVideo 20detik] kny/dnu