Akuterpikir bila kita tidak bersama-sama lagi Jika Tuhan bisa aku ajak bicara.. Aku pasti bicara "Ohh.. Tuhan jika kau ambil nyawa sahabat ku,ambilah juga nyawaku'' Jika diperintahkan untuk memilih pun aku pasti memilih sahabat dari pada seorang kekasih.. Sahabat.. Aku berharap kita tidak akan berpisah lagi www.lokerpuisi.web.id
KenanganTerindah Cerpen Karangan: Nia Kurniasih Kategori: Cerpen Galau. Saat dia masih berpacaran dengan mantan pacar nya biasanya dia tidak shalat, biasanya dia bermain bersama
BukuAntologi yang terbit ada banyak, baik itu puisi, cerpen maupun quotes. Buku itu berjudul Sepucuk Surat Untuk Imamku #2 (SIP Publishing, 2020), Menua Bersama (Penerbit Kalana, 2020), Dear Masa Lalu (Elsage Publisher, 2020), Filosofi Renjana (Guepedia, 2020), Keniscayaan Sebuah Perubahan (CV Multimedia Edukasi, 2020), dan beberapa buku
KenanganQuotes. Quotes tagged as "kenangan" Showing 1-30 of 82. “Kenangan itu cuma hantu di sudut pikiran. Selama kita cuma diam dan nggak berbuat apa-apa, selamanya dia akan tetap jadi hantu. Nggak akan pernah jadi kenyataan.”. ― Dee, Perahu Kertas. tags: kenangan. 42 likes.
CerpenKenangan Bersama Mantan merupakan cerita pendek karangan Deftendy virgiatman, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru
64cerpen kompas 4. Terra Hika. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. A short summary of this paper. 27 Full PDFs related to this paper. Read Paper. Download Download PDF. Download Full PDF Package.
Inihanya cerita ilusi saja, penggunaan nama tokoh hanya rekaan saja, tanpa ada maksud tertentu. Setahun lebih telah berlalu. Asbar tampak kurang bergairah menjalani hidupnya setelah berpisah dengan Widi setahun yang lalu. Asbar berusaha tuk move on namun tampaknya sulit sekali baginya. Seolah-olah dia sedang berjalan di jalanan yang penuh
PostedOctober 15th, 2009 by saiful bahri. Cerpen. Akulah Saksi Bisu! Di segala terang, di segala gelap, di segala gerak, di segala diam, di segala zuhud, di segala buruk dan caci-maki, hadir adaku hanyalah saksi bisu. Maka, kusaksikanlah berlaksa-laksa
Andrecuma bisa menatap Tiara dari kejauhan. Tanpa bisa menggandeng lagi tangannya, tanpa bisa lagi bercanda dengan Tiara. Gone with the wind. Terbang bersama angin. Siang itu matahari begitu terik. Biasanya siang hari begini terasa begitu sejuk karena waktu itu berjalan bergandengan tangan bersama Tiara. Sambil bercanda bersama sepanjang jalan.
Menurutnyakegiatan keluarga bersama seperti berjalan bersama di hutan, menyentuh rumput yang melambai tertiup angin, nongkrong bersama di bawah sinar matahari yang hangat, atau merasakan pasir di antara jari kaki adalah momen yang sangat berharga. Pengalaman-pengalaman ini kemudian menghidupkan ekspresi genetik pupuk otak utama di lobus frontal.
SiLep. Setiap orang tentu memiliki setidaknya sebuah kenangan yang begitu dalam tersimpan dalam ingatan, baik itu kenangan indah dengan sahabat, kenangan sedih bersama keluarga, atau kenangan romantis dengan orang tercinta. Sebuah kenangan akan terasa maknanya bila kita sudah tak bersama lagi dengan orang yang ada di dalam kenangan karena itu, salah satu kenangan yang paling berkesan yang banyak dirasakan orang-orang adalah kenangan saat perpisahan. Nah, kumpulan pantun yang kami sajikan di artikel ini merupakan pantun yang bisa mengekspresikan perasaan Anda tatkala tengah rindu dengan kenangan indah masa Pantun Kenangan1. Pergi ke kota lewat tikungan Bunga rampai ditekan-tekan Kisah kita jadi kenangan Jangan sampai Lihat kolam tak ada ikan Datang petani gali genangan Selamat jalan aku ucapkan Semoga ini jadi Pantang menyerah raih kemenangan Hewan berbulu pergi ke selatan Memori indah jadi kenangan Simpan selalu dalam Burung terbang jenisnya pelikan Terbang rendah di atas bendungan Momen perpisahan memang menyedihkan Simpan saja sebagai Bawa sajadah ke Pulau Bintan Tempatnya ramai buat balapan Kenangan indah muncul di ingatan Terasa damai membawa Pohon kurma tumbuhnya rendah Berwarna coklat, terbelah-belah Kenangan lama yang paling indah Adalah saat masa Daun salam dibuat santan Santan disimpan dalam sepekan Malam malam teringat mantan Kenangan indah tak Ikan hiu dibawa boncengan I miss you, tapi hanya Bawa kereta menuju panti Henti sejenak di jalan merpati Cerita kita telah berganti Namun kenangan tetap di Ke Pondok Indah naik angkutan Badan jatuh, patahlah tulang Kenangan indah bersama mantan Semoga takkan pernah Kakak Arjuna bernama Bima Paling cepat badannya berkeringat Kita berpisah sudah lama Kenangan itu tak usah Bikin santan malam-malam Santan dimasak buat yang ngidam Kenangan mantan begitu kelam Harus lupakan biar tak Duduk berdua bersebelahan Jalan-jalan di atas jembatan Hancur cinta karena selingkuhan Lupakan kenangan bersama Ke Bosnia mencari kerang Malah berjumpa dengan beruang Agar dunia kembali riang Kenangan mantan harus Maling beraksi membuat resah Lompati pagar bercadar merah Hari ini kita berpisah Untuk raih masa depan Jalan-jalan ke Pasar Minggu Membeli gamis yang indah Ini tempat pertama bertemu Juga tempat kita Rumah persegi di perempatan Anak jelita membawa ikan Jumpa lagi di lain kesempatan Kenangan kita jangan Bunga selasih, bunga melati Kakak Yanti menggosok gigi Rasa sedih di dalam hati Semoga nanti jumpa Berhembus laju angin mengalir Tiupnya kencang ke pohon zaitun Sambutlah pesan salam terakhir Aku sampaikan melalui Sungguh manis buah rambutan Enak dimakan perlahan lahan Bila ada sebuah pertemuan Pasti datang sebuah Hujan turun di kota Palu Hilangkan semua keluh kesah Tahun tahun telah berlalu Kini saatnya kita Gadis cantik membawa belati Belati dibawa bersama peti Jangan suka bersedih hati Walau perpisahan sedang Sebelum titik tulislah koma Untung banyak namanya faedah Suka duka dilewati bersama Jadi kenangan teramat Bawa gergaji untuk diasah Gergaji kecil memotong pelepah Hari ini kita berpisah Moga rejeki selalu Dalam sejarah ada prasasti Prasasti tugu di zaman dinasti Kadang lisan ini menyakiti Maaf darimu yang aku Segelas madu dicampur kelapa Badan pun hangat sedap terasa Kesetiaanmu tak kan kulupa Kan teringat sepanjang Simpan ragi di bawah kain Jumpa lagi di masa yang Malam-malam ronda berjaga Dapat sepatu jangan dibawa Meskipun kita berpisah raga Tetap bersatu di dalam Ada zebra ekornya goyang Kulit kuda warnanya sama Jangan menangis duhai sayang Kita berpisah tidaklah Tak jua datang membuat gelisah Ketika kembali jadi tambah seru Secara raga memang kita berpisah Namun di hati tetap ada Bapak-bapak sedang bertamu Berbaju batik membawa duku Betapa banyak jasa-jasamu Selalu baik pada Bila ingin aku betah Sediakan saja buah delima Kini kita akan berpisah Kenangan indah saat Dari kota datang ke daerah Ibu petani bawa merpati Walau kita akan berpisah Aku di sini setia Kakak saya orangnya seni Adik saya selalu meniru Kebersamaan yang singkat ini Membuat sedih dan Putih-putih si bunga melati Melati disimpan di dalam lemari Janganlah dikau bersedih hati Meski perpisahan Jangan pergi terlalu lama Supaya khawatir selesai sudah Suka duka dilewati bersama Jadi kenangan yang amat Minum kopi hanya secangkir Nikmat diminum dengan suami Perpisahan bukanlah akhir Masih dapat Ke pasar membeli ketan Liburan ke kota Surabaya Perpisahan bukan hambatan Untuk mengejar Nafas sesak susah mendesah Lihat bangau di atas kerbau Sungguh berat rasanya berpisah Hatiku galau pikiran Ada gadis menangis pilu Ternyata hatinya sedang gelisah Sungguh cepat waktu berlalu Tak terasa akan Sungguh telaten Ibu Aisyah Menyiram bunga kembang sepatu Walau raga kita berpisah Hati kita tetap Anak muda cari kerjaan Agar tidak hidup susah Akan kurindu semua kenangan Suasana indah yang penuh Memang susah bermain gitar Apalagi di saat gerogi Kita berpisah hanya sebentar Pasti kelak bertemu Jalan-jalan ke kota Blitar Mencari bunga ke dataran rendah Perpisahan tinggal sebentar Jadikan ini kenangan Pergi bermain ke pulau Bangka Membaca buku sejarah kota Perpisahan ini sangat tak kusangka Aku terharu teteskan air Hujan-hujan bajunya basah Ada kilat menyambar kelapa Hari ini kita berpisah Moga cepat kembali Jalan-jalan di kota Padang Pergi bersama ke Berastagi Doakan saya berumur panjang Agar kita dapat bertemu Ke Brastagi beli sepatu Jualan pangan berupa tebu Jumpa lagi di lain waktu Simpan kenangan di dalam Ketumpahan bakso bajuku basah Ingin marah namun pada siapa Walau hati tak ingin berpisah Apalah daya sudah Tanjung Sauh di pulau Bintan Area berlabuh orang penyengat Berpisah jauh bercerai badan Ikatan sahabat tetap baca juga kumpulan pantun terbaik berikut iniPantun Cinta SejatiPantun Berbakti kepada Orang TuaKumpulan Pantun AsmaraPantun Pembuka PidatoKumpulan Pantun 2 BaitPantun Nembak Calon PacarKumpulan Pantun SedihPantun Warna BajuPantun Acara WebinarPantun Good Morning
Sebuah Karya M. Gilang RiyadiSumber salah paham, bukan berarti aku tidak bisa move on. Aku sudah mampu melupakan dia sejak setahun lalu, bahkan sempat juga menjalin hubungan dengan perempuan lain meski akhirnya akan kuceritakan memang tentang dia, semata-mata karena pagi tadi aku dihubunginya untuk bertemu di tempat ini. Well, dulu tempat ini memang menjadi spot favorit kami, yaitu toko bunga yang di dalamnya terdapat kafe putus? Ya, biasalah, ada beberapa prinsip yang tak sejalan dengan pribadi masing-masing. Kami putus baik-baik juga. Tak ada drama, pertengkaran, atau air mata. Ups, maaf. Untuk poin terakhir sebenarnya memang terjadi. Lagipula, siapa juga yang tak akan menangis ketika hubungan yang terjalin tiga tahun pada akhirnya kandas?Oh, itu dia sudah berambut panjang ini membawa sebuah kotak ukuran sedang yang langsung disimpan di permukaan meja. Aku mencoba menebak sebelum membukanya. Dan ternyata benar, isinya barang-barang yang dulu pernah kuberikan untuknya. Kami saling tatap kemudian.“Kamu masih bisa simpan ini,” kataku menolak halus.“Naren, tolong ngerti sekali ini aja.”Aku mengerutkan kening, menatapnya dengan tidak bersahabat karena sedikit tersinggung.“Coba jelaskan di bagian mana aku nggak pernah mengerti kamu?”“Dengar, aku ke sini bukan untuk berdebat.”Tak lama, ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Ah, undangan pernikahan. Sangat mudah nama dia dan seorang lelaki yang menurutku asing ketika membacanya. Kurang lebih sebulan lagi hingga hari bahagia itu tiba. Apa aku akan datang? Masalahnya aku tak bisa datang seorang diri di pernikahan hanya sebentar duduk di sini. Minuman yang sudah dipesan sebelumnya pun hanya dihabiskan setengah, meninggalkan aku sendiri bersama barang-barang penuh kenangan yang seharusnya tak perlu lagi aku satu tempat lagi yang menjadi favoritku. Bangunan tua terbengkalai yang lokasinya cukup jauh dari jalan utama. Tingginya sekitar 7 lantai. Biasanya tempat ini aku datangi ketika sedang ada masalah. Entah itu sedih atau marah sekalipun. Lantai paling atas adalah tempat terbaik untuk teriak dan melepaskan yang diberikannya tadi ikut kubawa sampai ke lantai paling atas. Di sana aku pikir hanya sendirian, tapi aku salah dan tak menduga ternyata perempuan itu sudah duluan sampai. Sedang menatap kota dari tempat yang menyadari kehadiranku karena langkah kaki yang menaiki tangga memang terdengar jelas. Kami bertatapan beberapa saat sembari aku menaruh kotak ini di permukaan lantai yang penuh debu. Jeda sejenak, sampai ia mendekat.“Apa yang terjadi?” tanyaku dengan tatapan tajam.“Tawaran kamu dulu apa masih berlaku?” Dia justru bertanya balik, dengan sorot mata yang aku membawa ingatan ke beberapa tahun lalu ketika kami berdua masih menjalin hubungan dan bekerja di satu tempat yang sama. Ketika benar-benar ingin membawa hubungan ini ke yang lebih serius karena mengingat usiaku kala itu hampir menyentuh kepala tiga, ada beberapa tahap yang harus kami aturan perusahaan disebutkan bahwa tidak boleh ada karyawan yang terikat keluarga, termasuk soal pernikahan. Intinya, salah satu harus mengalah.“Sebentar lagi aku dapat promosi. Jelas aku nggak bisa resign.”“Aku nanti akan jadi kepala keluarga, lho. Jadi aku berhak menentukan mana yang terbaik untuk kita.”Perdebatan itu tak berlangsung lama. Akhirnya dia yang memilih untuk mengundurkan diri dan menyetujui beberapa alasan yang aku sampaikan. Tapi kami tak sadar bahwa ada tembok yang lebih besar akan tetap menghalangi hubungan ini, apapun ceritanya.“Nggak gini cara mainnya. Kita sepakat untuk mengakhiri hubungan sejak dua tahun lalu. Aku berhasil move on, dan kamu tiba-tiba datang ketika akan menikah, lalu malah berbalik menagih janji yang pernah aku tawarkan. Di mana akal sehat kamu?”Aku tidak pernah seemosional ini di depannya. Tapi sikapnya yang di luar dugaan benar-benar membangkitkan kembali kenangan yang sudah tertidur lama. Tak seharusnya semua ini terjadi.“Aku nggak bisa menikah hanya karena tuntutan kelurga! Aku nggak bisa dijodohkan seperti ini.”Sekarang ia menangis. Tapi aku tak bisa luluh dengan cara seperti ini, terlebih jika ia menginginkan aku untuk jadi pendamping hidupnya.“Itu bukan urusan aku! Dan aku nggak mau terlibat dalam drama yang kamu buat. Paham?”Aku meninggalkannya bersama kotak berisi kenangan kami. Ketika menuruni tangga, dia menyusul dengan terus memanggil namaku. Aku tidak mempedulikannya, terus turun hingga ke lantai 3, sampai akhirnya ia memegang tangaku untuk menghentikan langkah.“Luar negeri? Kamu yakin?” Ia masih tampak ragu ketika aku menyarankan negara lain untuk tempat kami menikah nanti.“Yakin, dong. Aku udah menyiapkan semuanya kok. Kamu mau, kan?”“Aku… harus diskusi dulu sama keluarga.”Diskusi itu pada akhirnya tak berjalan sesuai rencana. Keluarganya tak mengizinkan apapun cara dan alasannya. Maka, malam itu di dalam mobil di hari Sabtu, aku memiliki sebuah ide gila.“Kita nggak perlu restu orang tua kamu, karena kita bisa membangun keluarga yang baru cukup berdua aja.”“Naren, itu ide gila.”“Take it or leave it?”Aku sadar bahwa malam itu telah memberikan pilihan yang seharusnya tak dipilih. Sejak awal, aku dan dia tak perlu memiliki hubungan spesial. Dulu pun aku berpikir bahwa ada alasan lain mengapa Tuhan mempertemukan kami. Namun sekarang aku tahu bahwa apa yang dipertemukan bukan berarti untuk ketika datang ke rumahnya saat Hari Raya benar-benar menamparku keras. Aku terpaksa menyembunyikan kalung salibku untuk tetap menghargai keluarganya. Begitu pula ketika ia disambut oleh keluargaku saat Hari Natal tiba. Meski terlihat bahagia satu sama lain karena bisa berkumpul, sering kali ia tak bisa menikmati sajian yang keluargaku buat karena bertentangan dengan hari ini ketika ia berusaha menahanku, aku melepaskannya kuat, lalu kutatap sekali lagi matanya.“Tolong… jangan ganggu… hidup aku lagi…” kataku pelan namun dengan penuh penekanan. “Aku udah berhasil melewati semua ini, kamu juga pasti bisa.”Ia tak menjawab dan hanya menundukkan kepala. Tak lama, kudengar tangisannya yang mulai pada akhirnya, aku memilih meninggalkan meski ia masih tak stabil. Segera masuk mobil, lalu mengendarainya meninggalkan gedung tua ini. Aku menangis di perjalanan, sungguh, memutar kembali memori waktu itu dalam putaran lambat. Saat dia memilih mundur dari hubungan ini, juga saat aku dengan berat hati harus menyetujuinya.“Apa ini akhir dari segalanya?” tanyanya kala itu.“Aku nggak tahu,” jawabku dengan tatapan kosong, lalu meletakkan tanganku di telapak tangannya. “Jika pun ini akhir, setidaknya kita masih bisa hidup di kenangan masing-masing. Iya, kan?”Dan hari itulah yang menjadi patah hati terbesarku, berusaha sekeras mungkin untuk bisa lepas dari semua kenangan yang pernah terukir. Sampai akhirnya dia datang kembali ketika aku benar-benar telah mantan, aku memilih untuk pergi karena tak mau mengambil risiko yang lebih dalam lagi.*
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Bisakah kita kembali lagi?""Kamu menanyakan ini, karena memang ingin kembali dan merajut masa depan bersama, atau karena kamu merasa gagal menemukan seseorang yang lebih baik dariku?" *** Setiap hubungan akan mengalami pertumbuhan. Akan ada pertengkaran. Akan ada keraguan. Akan ada kenyamanan dan kebahagiaan. Tapi ada perbedaan besar antara melalui masa sulit dengan yang pernah kita cintai dan menjadi orang asing bagi orang yang pernah kita ada mantan terindah. Sesuatu yang sudah berlalu hanya meninggalkan kenangan, baik atau buruk. Memiliki kenangan dengan seseorang tidak berarti harus "terjebak" dengannya selamanya. Jika kamu pernah disakiti, atau merasa tidak punya kesamaan visi masa depan bersama, lebih baik jangan pada mantan seharusnya tidak menjadi alasan untuk kembali kepadanya. Tidak peduli seberapa baik mantanmu memperlakukan dirimu di masa lalu. Tidak peduli berapa banyak kenangan hangat dan indah yang kamu miliki bersamanya. Yang penting adalah bagaimana dia memperlakukanmu hari ini. Yang penting adalah apakah kamu senang dan nyaman dengannya hari orang pastinya berubah seiring waktu. Pasanganmu tidak akan menjadi manusia yang persis sama seperti ketika kamu pertama kali bertemu. Begitu pula dirimu. Kamu bukan orang yang sama dengan dirimu kemarin. Lupakan apa yang pernah kamu impikan di masa lalu dan fokuslah pada apa yang kamu inginkan pada dirimu apa yang membuatmu menjadi paling bahagia. Kembali kepadanya, atau menemukan orang baru yang bisa membuat hidupmu nyaman dan bahagia? Karena pada dasarnya tolok ukur saling kecocokan bukanlah berapa lamanya waktu yang kalian habiskan bersama, melainkan betapa baiknya kebersamaanmu dan dia. Jika kamu memilih untuk bertahan selama kamu menginginkannya, atau ingin kembali hanya karena kamu memiliki kenangan indah bersamanya, hal ini justru akan mengiris luka sedalam kamu membiarkannya. Tantangannya bukanlah bagaimana bisa mengatasi rasa itu, melainkan apa yang bisa kamu ambil sebagai pelajaran dan hikmahnya. 1 2 Lihat Love Selengkapnya